Kami coba mengoleksi tanah dari 8 Desa yang selama ini tanahnya diklaim oleh pihak TNI AU dengan Hak Pakai-nya untuk kemudian kami buat menjadi tasbih. Harapanya kami dapat menggelar dzikir akbar menggunakan tasbih ini di berbagai tempat. Tasbih ini akan disebar ke tiap DKM di berbagai desa dan Pesantren, juga para calon kepala daerah yang berkampanye dengan menggelar dzikir akbar.
Gambar peta diatas diambil dari peta online Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI, di mana wilayah abu-abu tersebut merupakan tanah yang diklaim oleh pihak TNI-AU. Namun dalam peta tersebut terlansir bahwa wilayah tersebut masih berketerangan abu-abu yang artinya belum terdaftar. Ada 8 Desa yang tercakup dalam wilayah yang diklaim oleh TNI AU (wilayah abu-abu), baik tanah sawah maupun pemukiman.
Tanah Desa Buntu
Tanah Desa Beber
Tanah Desa Beusi
Tanah Dusun Pilang
Tanah Desa Salawana
Tanah Desa Cibogor
Tanah Desa Kampek
Tasbih ini pertama kali dipakai pada saat hajat panen perdana padi hitam Kampung Wates yang bertajuk “Padi Hitam Berdzikir”. Dzikir dipimpin oleh Kyai Maman Faturohman beserta rombongannya dan dihadiri oleh Kepala Desa Jatisura, Direktur JaF, Danramil Jatiwangi, Polsek Jatiwangi, Sekretaris Dinas Pangan serta para tokoh dan warga Kampung Wates.