Sebuah proyek lanjutan dari Sertifikat Kebudayaan Tanah yang terjadi di bulan Mei 2017, di mana warga telah mendapatkan Hak Milik Kebudayaan yang dikeluarkan oleh Badan Kajian Pertanahan. Dari sini kemudian kami mulai berpikir, kira-kira apa yang bisa kita lakukan ketika sudah memiliki Sertipikat Kebudayaan Tanah. Tentu saja sertipikat ini tidak dapat dipakai sebagai jaminan melakukan pinjaman ke bank, tapi mungkin setidaknya kami bisa lebih punya daya tawar atas wilayah kami, lebih percaya diri ketika melakukan negosiasi. Hingga kami mengujinya dengan memutuskan untuk bertemu dengan para investor yang sejak 2 tahun terakhir ini banyak banyak berinvestasi di Jatiwangi dengan membangun berbagai macam pabrik. Seperti kita ketahui, investor seakan seakan sosok yang misterius, kita tidak pernah tahu siapa mereka. Kita hanya tahu mereka membangun pabrik di desa kita, dan kita merayakanya dengan melamar untuk bekerja disana. Relasinya menjadi hierarkis, ia investor dan kita buruh bukan sebagai partner. Kita tidak pernah punya kesempatan langsung untuk membicarakan apa yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk wilayah kita. Hingga ketika Jatiwangi art Factory di undang dalam Asian Art Biennial 2017 di Taiwan, kami mengajukan untuk dapat bertemu dengan para investor Taiwan sebagai salah satu investor yang banyak berinvestasi di Majalengka. Kami mulai merancang paket investasi untuk ditawarkan kepada para investor dalam bisnis meeting yang kami rancang dibantu oleh pihak penyelenggara dan kurator Asian Art Biennial. Paket investasi yang kami tawarkan adalah sebuah agribisnis dengan sistem pertanian yang menekankan proses pengolahan lahan secara kolektif dan penuh kasih sebagai perekat hubungan satu sama lain serta menghidupi tanah dengan aktifitas kebudayaan. Agribisnis ini kami namakan “Supranatural Farming”.
Bisnis meeting yang diselenggarakan di National Taiwan Museum of Fine Arts ini di siarkan juga secara live streaming sehingga tetangga kami di Wates bisa menyaksikan delegasinya bernegosiasi dengan investor.
Ada beberapa investor yang tertarik membuka peluang kerjasama, walaupun mereka kebingungan melihat ini sebagai proyek seni atau kerjasama bisnis yang nyata. Kami pun memutuskan untuk membuat sebuah prototype dari proyek “Supranatural Farming” ini dimana Badan Kajian Pertanahan sebagai mitra bisnis pertama.
Ritual Supranatural Farming
1. NGAYASINAN BIBIT
Sebelum disemai, bibit direndam dengan air hangat serta dibacakan yasin pada malam Jumat Kliwon.
2. NGASAKEUN TANEUH
Ritual hari pertama kerja. Kami memasang batang pisang di tengah sawah yang telah di beri kompos. Kemudian diatas batang pisang ini ditaruh kendi yang berisi doa yang dikelilingi kembang 7 rupa. Kami pun mengitari batang pisang ini sambil ber-sholawat dan menyiram tanahnya dengan air doa tadi diikuti dengan menginjak-injak tanah yang telah diberi kompos agar menyatu.
3. SHOLAWAT TANDUR
Ritual tanam padi yang dilakukan oleh Bapak-Bapak, sambil diiringi pembacaan sholawat Nabi oleh Ibu-Ibu. Para Bapak-bapak yang akan tandur harus memiliki wudhu.
4. NGAMANTRAAN
Ritual menangkal hama, dengan membuat bebunyian tertentu dari isntrumen khusus serta bebegig. Ritual ini ditandai dengan pagelaran Wayang Palawija.
5. WIRID PANEN
Ritual hajat panen yang dimulai dengan dzikir akbar menggunakan tasbeh taneuh. Kemudian diikuti dengan upacara pengambilan indung padi untuk dihelar keliling kampung sambil diiringi musik genjring.
Anda Tertarik Untuk Berinvestasi? Silakan download Paketnya pada tautan di bawah ini :